MEDIAACEH.CO, Jakarta – Pengamat keamanan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramowardhani menyatakan pendekatan dialogis yang dilakukan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mampu menyadarkan kelompok pemberontak bersenjata di Aceh pimpinan Din Minimi.
“Saya rasa pendekatan represif untuk penyelesaian persoalan yang terjadi selama ini tidak selalu terbukti dengan menurunnya kekerasan,” katanya melalui surat elektronik yang diterima Antara di Jakarta, Senin (4/1).
Sebelumnya kelompok bersenjata api yang dikomandoi Nurdin Ismail alias Din Minimi menyerahkan diri bersama belasan senjata api dan amunisinya kepada Kepala BIN Sutiyoso di pedalaman Aceh Timur. Mereka memohon amnesti atau pengampunan dari Presiden Joko Widodo.
Menurut Jaleswari, pendekatan dialogis yang dilakukan Sutiyoso itu menjadi antitesis dari pendekatan represif yang dilakukan aparat keamanan terhadap kelompok-kelompok pengacau keamanan di Tanah Air.
Pendekatan dialogis kata dia sejalan dengan imbauan Presiden Jokowi untuk selalu mengedepankan proses dialog dalam menghadapi berbagai persoalan.
Kasus penanganan Din Minimi, kata Jaleswari, adalah salah satu contoh kelebihan dan keberhasilan dari pendekatan dialogis.
Metode dialogis perlu ditularkan ke daerah konflik lainnya meskipun proses hukum yang adil juga menjadi bagian dari semangat dialog itu jika ada unsur pidananya, kata Jaleswari.
Dengan demikian, katanya, bangsa Indonesia akan terampil dalam mendialogkan problem-problem yang sulit untuk didamaikan selama ini.
“Kasus Din Minimi menjadi pintu masuk yang bagus,” ujar dia.
Sumber: cnnindonesia.com
Discussion about this post