MEDIAACEH.CO, Bengkulu – Memperingati sebelas tahun, gempa berkekuatan 9.3 Skala Richter (SR), yang disusul gelombang tsunami di Provinsi Aceh, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Geofisika Kepahiang, Bengkulu, menggelar kegiatan aktivasi pembunyian sirine gempa yang terdapat di dua lokasi di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
Dua sirine gempa itu, yakni satu sirine terdapat dibelakang kantor Gubernur Bengkulu, di Kelurahan Padang Harapan, Kota Bengkulu. Sirine kedua terdapat di jalan pariwisata obyek wisata pantai panjang, Kota Bengkulu.
Aktivasi dua sirine tersebut, dibunyikan langsung oleh petugas BMKG Stasiun Geofisika Kepahiang, yang mana tombol sirine terdapat di Pusat Pengendalian Operasional (Pusdaops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Provinsi Bengkulu.
Saat aktivasi kedua sirine gempa mengeluarkan bunyi peringatan gempa yang berdampak tsunami, yang mana suara masing-masing terdengar dengan radius sekira 2 kilometer.
Kepala BMKG, Stasiun Geofisika Kepahiang, Litman, mengatakan, aktivasi pembunyian sirine gempa telah rutin digelar setiap bulan oleh pihaknya.
Selain itu, kata dia, pembunyian sirine setiap tanggal 26 Desember merupakan mengingatkan tragedi gempa yang berdampak tsunami di Aceh.
“Aktivasi sirine gempa ini dalam rangka memperingati gempa di Aceh. Aktivasi ini setiap bulannya juga kita lakukan, hal tersebut guna mengetahui apakah alat sirine masih bagus atau tidak,” kata Litman, mengutip Okezone, Sabtu 26 Desember 2015.
Litman menjelaskan, untuk sirine gempa yang ada di Bengkulu, mampu didengar dengan radius sekira dua kilometer. Hanya saja, kata dia, suara peringatan itu bisa terdengar hingga empat kilometer, tergantung dengan arah angin saat itu.
“Suara sirine sempat terdengar radius empat kilometer. Sebab suara sirine dibawa oleh arah angin dari laut ke darat. Tapi, normalnya dua kilometer,” tutup Litman.[]
Sumber: Okezone
Discussion about this post