MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Sejumlah sopir dan pemilik angkutan umum jenis labi-labi di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar mengeluh penurunan omset selama beberapa tahun terakhir. Banyak sopir labi-labi bahkan mulai beralih profesi menjadi kuli bangunan.
Seorang pemilik labi-labi jurusan Krueng Cut, Samsuddin, mengatakan penurunan omset terjadi setelah tsunami melanda Aceh.
“Sepeda motor di Banda Aceh dan Aceh Besar kian banyak. Warga lebih suka naik sepeda motor dari labi-labi. Hal ini membut pendapatan kami menurun drastic,” kata pria yang akrab dipanggil Bang Din ini.
“Saat ini, pendapatan kotor per hari Rp50 ribu. Untuk jumlah itu, mana cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Belum lagi biaya perawatan mobil,” ujarnya.
Untuk membantu kebutuhan sehari-hari, kata Bang Din, istrinya menjadi petani garam di kawasan Krueng Cut.
Iqbal, sopi labi-labi lainnya mengatakan, kehidupan mereka akan bertambah berat jika pemerintah Kota Banda Aceh mulai mengoperasikan Trans Kutaradja.
“Ke depan mungkin, profesi sopir labi-labi akan tambah sulit. Saya berencana jadi kuli bangunan saja,” kata Iqbal.
Discussion about this post