MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, Armensyah Thay mengatakan Aceh merupakan pintu masuknya narkoba di Indonesia.
Hal tersebut ia sampaikan pada konferensi pers di kantor BNNP
Aceh, Rabu 23 Desember 2015.
“Aceh adalah pintu gerbang masuknya narkoba di Indonesia. Kemudian baru disalurkan ke wilayah indonesia. Contonya yang di Bandung kemaren,” kata Armensyah.
Ia menyebutkan, saat ini kasus narkotika kian meningkat hingga mencapai 10 persen. Ini juga dipengaruhi oleh geografis (letak wilayah Aceh) sangat mudah masuknya narkoba.
“Bisa dari laut dan Aceh dekat dengan Malaysia,” ujarnya.
Armensyah menilai, masyarakat juga berperan atas peningkatan ini, karena masyarakat selama ini belum begitu paham akan dampak dan tidak peduli yang ditimbulkan oleh zat terlarang tersebut. “Ini lebih ke factor ekonomi,” jelasnya.
Tingginya angka tersebut, kata Armensyah, bukan karena lemahnya pengawasan yang dilakukan BNN dan pihak terkait, tapi masyarakat mendukung peredaran narkoba. Namun karena kesadaran masyarakat yang minim, sehingga tertarik (untuk berbisnis-red) narkoba.
Upaya untuk mengurangi angka itu, BNNP Aceh sudah melakukan upaya. Mulai dari pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi.
“Minimal kita sudah memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Itu kembali lagi kepada masyarakat,” katanya.
Armansyah mengakui, kasus narkoba yang makin meningkat tidak bisa diberantas oleh BNN dan Polisi saja, tapi semua stakeholder (elemen) harus secara bersama telibat. “Artinya harus semua terlibat,” sebutnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, masuknya narkoba ke Aceh banyak berasal dari Malaysia.
Data BNNP Aceh memperoleh selama 2015, barang bukti diamankan terdiri dari Sabu-sabu, 35,18 gram, Ganja, 5.683.42 gram, Ladang ganja, 2 hektare dan 50 batang ganja.
Untuk itu, ia berharap kepada semua pihak untu berperan aktif dalam pemberantasan narkoba di Indonesia, khususnya Aceh. Jika tidak diberantas akan berdampak buruk pada generasi ke depannya.[] (mal)
Discussion about this post