MEDIAACEH.CO, Moscow – Hampir tiga bulan sejak Angkatan Udara Rusia memulai serangan udaranya untuk membombardir kelompok ISIS di Suriah. Namun, kini Pemerintah Rusia dituding membunuh 200 warga sipil oleh Amnesti Internasional.
Amnesti Internasional menuding bahwa rudal-rudal Rusia dalam agresinya di Suriah telah membuat tewasnya 200 warga sipil. Namun, hal itu dibantah oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia.
“Saya pikir laporan Amnesti Internasional itu mengandung ‘informasi palsu’. Laporan itu dapat saya katakan berisi data-data yang bias,” kata Juru Bicara Kemenhan Rusia, Igor Konashenkov, seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis 24 Desember 2015.
“Kami seakan terbiasa dengan laporan dari organisasi pengamat ini. Saya pikir tidak ada data yang konkret,” sambungnya.
Sebagaimana diberitakan, Amnesti Internasional pada Rabu 23 Desember telah menuding bahwa serangan maupun rudal-rudal Rusia untuk membombardir ISIS justru mengakibatkan tewasnya 200 warga sipil Suriah.
Meski begitu, Juru Bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov mengatakan, data-data yang diberikan Amnesti Internasional itu sangat diragukan.
Pemerintah Rusia memang menyatakan ikut dalam memerangi ISIS di Suriah dengan meluncurkan serangan udara sejak 30 September 2015. Serangan itu dilancarkan setelah Presiden Vladimir Putin mendapat dukungan dari Parlemen Rusia untuk menggelar operasi militer guna memerangi ISIS dan merespons pembicaraan dengan Obama di Sidang Majelis Umum PBB.
Sebelumnya, Rusia dituding oleh Amerika Serikat (AS) melancarkan operasi militer untuk memerangi pemberontak Suriah didikan AS dan melindungi Presiden Suriah Bashar al Assad. Namun, Rusia menegaskan bahwa operasi militer yang dilakukannya adalah untuk memerangi ISIS.
Kendati demikian, sejumlah serangan yang dilakukan jet tempur Rusia dikabarkan justru mengarah ke wilayah yang dimiliki oleh kelompok pemberontak dan berujung pada tewasnya warga sipil Suriah. | Sumber: Okezone
Discussion about this post