MEDIAACEH.CO, Damaskus – Serangan udara Rusia disebut merenggut ratusan nyawa warga sipil Suriah sejak dimulai 3 bulan lalu. Hal itu disampaikan Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Philip Luther, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu 23 Desember 2015.
“Beberapa serangan tampaknya ditargetkan secara langsung terhadap warga sipil atau objek sipil dengan menyerang area permukiman tanpa target militer yang nyata dan bahkan terhadap fasilitas medis, hingga memicu luka-luka dan tewasnya warga sipil,” ujar Philip Luther
“Serangan-serangan semacam itu mungkin berujung pada kejahatan perang,” katanya.
Oleh karena itu, Luther menekankan penting penyelidikan mendalam. “Sangat penting agar dugaan pelanggaran diselidiki secara independen dan tidak memihak,” sebutnya.
“Bukti menunjukkan bahwa otoritas Rusia mungkin telah berbohong untuk menutup-nutupi korban sipil hingga rusaknya masjid dari salah satu serangan mereka dan kerusakan sebuah rumah sakit lapangan karena serangan lain,” terang Luther.
Luther juga menyebut adanya bukti yang menunjukkan militer Rusia menggunakan senjata pembunuh massal yang dilarang secara internasional. “Bukti menunjukkan penggunaan bom cluster yang dilarang secara internasional dan bom jenis unguided di area permukiman padat penduduk,” katanya lagi.
Laporan Amnesty International ini fokus pada serangan-serangan udara Rusia di wilayah Homs, Idlib dan Aleppo antara bulan September hingga November. Sedikitnya 200 warga sipil dan puluhan militan tewas dalam serangan Rusia itu.
Amnesty juga menekan bahwa otoritas Rusia selama ini mengklaim militer mereka hanya menargetkan teroris di Suriah. Namun setelah beberapa serangan, Rusia menanggapi kabar soal jatuhnya korban sipil dengan menyangkal serangan mereka menewaskan warga sipil. Dalam serangan lainnya, Rusia tetap diam.
Amnesty menyebut salah satu kasus di pasar ramai di Ariha, Ibdlib, di mana tiga rudal Rusia mengguncang pasar itu dan menewaskan 49 warga sipil. Kemudian serangan Rusia lainnya di Ghantu, Homs, pada Oktober lalu yang menewaskan 46 warga sipil, termasuk 32 anak-anak dan 11 wanita.
Baru-baru ini, Syrian Observatory for Human Rights melaporkan serangan udara Rusia menewaskan 2.132 orang sejak September lalu. Dari jumlah itu, sebanyak 710 orang merupakan warga sipil. | Sumber: Detik
Discussion about this post