MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Raut wajahnya terlihat penuh amarah rasa sedih bercampur dendam tersimpan didalam hati, perempuan itu masih tegar walau musibah besar menghampirinya. Sesekali matanya pun seperti berlinang air mata. Langit tampak kelabu siang itu dan seekor burung mengepakkan sayapnya, apakah ini pertanda buruk, hatinya cemas hari itu. Sebuah lubang dikepala mengakhiri hidup suaminya.
Luka begitu mendalam ia rasa setelah ditinggalkan kedua kalinya oleh seorang suami yang tewas saat melawan penjajahan dalam peperangan. Namun rasa itu pun akhirnya membangkitkan semangat dalam diri perempuan ini. Kematian kedua suaminya, justru membuat dirinya tidak menghentikan langkah terus melanjutkan perjuangan membela bangsa dari kawanan penjajah.
Ya, dialah sosok seorang Tjut Nyak Dhien pahlawan perempuan asal Aceh, yang di perankan oleh aktris nasional Ine Febriyanti, saat membawakan Monolog Tjut Nyak Dhien pada malam Konggres Peradaban Aceh (KPA) 2015, Rabu 9 Desember 2015, di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Banda Aceh.
Ine Febriyanti, adalah seorang aktris nasional yang memulai karirnya menjadi seorang model, pemain sinetron, hingga menjadi sutradara dan memerankan beberapa film layar lebar di Indonesia itu. Berhasil memerankan sosok seorang istri pahlawan Aceh Teuku Umar.
Amatan mediaaceh.co, terlihat ratusan penonton ikut terpukau melihat aksi panggung seorang Ine Februyanti saat memerakan seorang tokoh pahlawan Aceh ini, dengan logat dan karakter sosok seorang Tjut Nyak Dhien.
Pertunjukan yang berlangsung selama sekitar 45 menit ini, adalah pementasan ke enam kalinya dan perdana di Aceh. “Ini adalah pertunjukan yang sangat senang saya rasakan dari pada sebelumnya, Tjut Nyak Dhine adalah pahalawan perempuan berasal dari Aceh, dan malam ini ceritanya saya bawa pulang kembali ke tanah Aceh,” tuturnya usai pementasan.
Menurut Ine, Tjut Nyak Dhien adalah sosok seorang perempuan yang begitu luar biasa. Menjadi seorang ibu, istri, hingga meneruskan perjuangan suaminya. “Ia adalah pahlawan yang tidak bisa melupakan sosoknya sebagai seorang ibu cinta terhadap anak dan suaminya.”
Melakoni sosok seorang Tjut Nyak Dhien kata Ine, sangat susah namun pada malam Konggres Peradaban Aceh 2015. Ia berhasil tampilkan dengan hasil begitu puas. “Saya tampil malam ini seakan sosok Tjut Nyak Dhien masuk dalam diri saya,” sebut Ine.
Menurut Informasi yang diterima mediaaceh.co Ine Febrianti dan kawa-kawan, akan melakukan napak tilas perjuangan Tjut Nyak Dhien mulai dari Meulaboeh (Aceh Barat) hingga ke tanah Gayo (Takengon).
Dikabarkan Kamis 10 Desember 2015 pagi, Ine juga akan melakukan diskusi bersama mahasiswa kesenian Unsyiah. Monolog Tjut Nyak Dhien juga akan ditampilkan di Belanda pada April mendatang dan peresmian Rumah Sakit Gaza Palestina.[] (zik)
Discussion about this post