MEDIAACEH.CO, Jakarta – Sebuah bungkusan dengan kertas kado itu diantarkan seorang pengemudi Gojek. Di kado itu tersematkan sebuah tulisan di atas kertas putih. Tulisannya ‘Cokelat dari nenek’. Tetapi siapa sangka isinya jika dibuka. Sebuah paketan ganja siap dibakar untuk berpesta.
Begitu modus penjual ganja melalui jejaring instagram. Modus itu dipakai buat mengelabui pengemudi Gojek. Fasilitas layanan antar barang ojek aplikasi itu dimanfaatkan si penjual narkoba buat mengantarkan pesanannya kepada pelanggan. Cara jitu untuk mengelabui ialah dengan berbagai tulisan seolah berisi barang.
“Tulisannya cokelat dari nenek,” ujar Aliando, nama samaran, saat berbincang dengan merdeka.com, pekan kemarin. Aliando merupakan pembeli ganja melalui jejaring instagram. Dia mencoba bertransaksi dengan sistem beli putus agar tak terendus petugas.
Pola peredaran narkoba melalui dunia maya memang marak belakangan ini. Apalagi dengan jaminan keamanan dari penjual membuat perburuan narkoba jenis ganja di kalangan anak muda paling digandrungi.
Telepon seluler Aliando berdering. Di ujung telepon, seorang lelaki pengemudi Gojek memanggilnya buat mengantarkan barang. Dia bergegas keluar dari rumahnya, untuk keamanan, pengemudi Gojek disuruh menunggu di rumah makan. Saat bertemu si pengemudi Gojek memberinya sebuah bungkusan sambil berkata, ‘ini barangnya ada’.
Transaksi narkoba itu memang dilakukan Aliando dengan si penjual melalui instagram. Karena sama-sama curiga, si penjual akhirnya menawarkan sistem beli putus dengan catatan barang akan diantar lewat Gojek. Aliando cukup memberikan alamat tujuan. Buat ongkos Gojek ditanggung Aliando. “Biar sama-sama aman kata si penjual. Dia bilang kirim pakai Gojek,” ujarnya.
Aliando tak perlu menunggu lama, cuma 30 menit ganja pesanannya sudah sampai diantarkan pengemudi Gojek dekat kediamannya. “Cuma sekitar 30 menit. Itu pun sudah sama transfer uang,” tutur Aliando bercerita.
Salah seorang operator bertugas di bagian call center Gojek mengatakan jika pola penjualan narkoba melalui layanan antar memang sering ditemukan. Polanya menurut dia ialah dengan mengelabui pengemudi Gojek seolah mengantarkan barang. Bahkan dalam catatan dia, modus itu beragam. Pengalamannya dari pelaporan driver Gojek, pengedar ganja itu mengelabui pengemudi dengan bungkusan pasta gigi.
“Jadi bukti di aplikasi order pengiriman yang menyatakan bahwa paket yang dikirim itu adalah kaos, menjadi bukti bahwa si driver ini hanya dijebak oleh si pengirim barang yang menyelipkan sepaket heroin tersebut di dalamnya,” ujar pegawai berinisial T itu.
T, pun menjelaskan jika para driver juga sebelumnya sudah diberikan himbauan kewaspadaan untuk paket barang kiriman mencurigakan. Jika ada yang mencurigakan, driver Gojek biasanya akan melaporkan kebagian emergency.
Hal senada juga dikatakan VP Marketing Gojek, Pingkan Irwin. Dia mengatakan jika para Driver Gojek sebelumnya juga sudah diberitahukan ketika menjalani training. Untuk kasus seperti ini, Irwin mengatakan jika dia bekerjasama dengan pihak Kepolisian untuk menangani masalah tersebut.
“Tapi semua Driver Gojek sudah diberitahukan ketika training, bahwa mengantarkan semua jenis barang-barang terlarang tidak diperbolehkan dan mereka wajib melaporkan ke pihak yang berwenang. Prosedur dan tim lapangan sudah disiapkan untuk menangani kasus-kasus seperti ini,” ujar Irwin melalui pesan elektronik.
Sumber: merdeka.com
Discussion about this post