MEDIAACEH.CO, Takengon – Gencarnya informasi soal kondisi Hurin, bayi berusia tujuh bulan yang divonis menderita penyakit atresia bilier atau kelainan pada hati, mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Aceh Tengah.
Bupati Aceh Tengah Nasaruddin MM bersama sejumlah pejabat daerah mengunjungi bayi tersebut di rumah kontrakan di Dusun Tribun, Blang Kolak I.
Tidak hanya mengunjungi, Nasaruddin juga turut memberikan santunan untuk tambahan biaya pengobatan kepada Cut Linda Marheni, ibu bayi tersebut.
Santunan itu berasal dari Pemkab Aceh Tengah dan sumbangan para PNS yang bekerja di lingkungan pemerintah setempat.
Kepada bupati dan rombongan, Cut Linda menerangkan kebutuhan yang harus dia keluarkan untuk biaya kebutuhan serta perawatan Hurin.
“Kalau di Jakarta untuk susu khusus untuk Hurin dibeli seharga Rp 250.000 per kaleng ukuran 400 gram, kalau di Banda Aceh juga ada dijual seharga Rp 270.000, di Takengon enggak ada yang jual,” kata dia.
“Hurin akan mendapatkan donor hati langsung dari ayahnya. Kalau tidak cocok, maka hati saya sebagai alternatif,” lanjut Cut Linda.
Bayi Hurin kini masih harus meningkatkan berat badannya, sembari menunggu antrean sebelum operasi dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat.
“Saat ini berat badannya masih lima kilogram, minimal harus tujuh kilogram untuk dapat dioperasi transplantasi hati,” kata Cut Linda.
Salah satu cara untuk menaikkan berat badan balita tersebut adalah dengan mengonsumsi susu yang dijual khusus untuk penderita penyakit seperti Atresia Bilier.
Cut Linda mengisahkan, setelah dia berkonsultasi dengan pihak RSCM, dana untuk operasi saja hampir mencapai Rp 1 miliar. Hal ini mirip kasus yang pernah dialami bayi asal Kabupaten Tetangga, Singkil.
Dana yang besar tersebut belum termasuk biaya pra dan pasca operasi Hurin, yang jika dihitung bisa mencapai Rp 1,5 miliar.
“Kalau bisa ini dapat disampaikan kepada Pemerintah Aceh Pak, karena kami tidak punya dana sebesar itu,” ucap Cut Linda yang berstatus dosen CPNS STAIN Gajah Putih Takengon tersebut.
Seusai mendengar keluhan Cut Linda, Nasaruddin menyampaikan harapannya kepada keluarga itu untuk tetap menguatkan tekad agar operasi tranplantasi dapat dilakukan.
“Jika sudah disepakati keluarga, prinsipnya Pemda membantu walaupun tidak sepenuhnya, nanti bantuan ini juga membutuhkan persetujuan dari legislatif di sini,” ungkap Nasaruddin.
Meskipun ternyata Cut Linda masih berstatus warga Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara, Nasaruddin yang didampingi Muchsin Hasan, Ketua DPRK Aceh Tengah, tetap berusaha memenuhi permintaan keluarga.
“Kita akan berusaha menyampaikan kepada pemerintah provinsi, bagaimana teknisnya nanti kami bicarakan,” ucap Nasaruddin.
Pada saat bersamaan Direktur RSU Datu Beru Takengon serta Kabag Humas setempat juga menyaksikan kondisi bayi malang yang masih memakai selang di hidung untuk mengonsumsi makanan.
Sumber: kompas.com
Discussion about this post