MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Ketua Komisi I DPR Aceh, Abdullah Sale menilai, peringatan 4 Desember pasca MoU Helsinki lebih kepada mengenang arwah syuhada, sehingga prosesi dalam bentuk tahlilan atau doa.
“MoU ini ada sejumlah konsesi kepada GAM dimana mereka (GAM-red) dengan posisi mewakili kepentingan Aceh. Maka saya ada beberapa yang menjadi konsen bagi kita untuk bersama-sama memperjuangkan MoU Helsinki,” ujar Abdullah Saleh kepada wartawan mediaaceh.co saat ditemui di DPR Aceh, Banda Aceh, 3 Desember 2015.
Menurutnya, dalam memperingati 4 Desember besok, ada pesan moril yang disampaikan, yakni adanya kesatuan tekad, derap dan langkah bersama dalam mengimplementasikan MoU Helsinki yang merupakan buah dari perjuangan panjang.
Politisi Partai Aceh ini juga memaparkan, segala kekhususan Aceh ini tidaklah tuntas jika kita tidak kompak, artinya bukan hanya kepentingan kombatan saja, tapi semua elemen masyarakat Aceh.
“Selama ini saya melihat ada dinamika baru dalam memperingati 4 Desember tahun ini. Sepertinya sudah muncul semangat kuat lagi dengan simbol-simbol hampir sama dengan simbol pejuangan GAM dulu, artinya bahwa kepercayaan masyarakat Aceh kepada pemerintah, terutama soal turunan MoU Helsinki ini sudah menurun,” ujarnya lagi.
Selain itu, ia juga menambahkan, solusi yang harus ditempuh bersama adalah adanya keseriusan pemerintah dalam memperjuangkan turunan UUPA. Kalau tidak ada keseriusan maka kesabaran masyarakat Aceh itu tidak sanggup dibendung, sehingga timbul ketidakpercayaan kepada pemerintah pusat lagi.
“Jadi saya ini bersama rakyat Aceh, apapun yang terjadi,” ujarnya lagi.
Discussion about this post