MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Banjir melanda 13 kecamatan di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh menyebabkan seorang warga tewas, dan dua rumah hanyut dibawa arus. Puluhan ribu rumah terendam sejak tadi malam.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie, Apriadi mengatakan, banjir terjadi akibat hujan deras yang mengguyur daerah itu sejak kemarin sehingga menyebabkan sungai-sungai meluap.
“Kecamatan yang banjir mulai dari Geumpang, Mane, Tangse, Keumala, Mutiara Timur, Indrajaya, Tiro, Mila, Delima, Pidie, Sakti, Kota Sigli dan Kembang Tanjong,” katanya kepada Okezone, Senin (30/11/2015).
Banjir terparah di antaranya terjadi di Kecamatan Mutiara Timur dan Tangse. Seorang warga Gampong Jojo, Mutiara Timur, Yusnadi Ahmad (70) meninggal dunia dalam bencana itu.
“Meninggalnya bukan karena dibawa arus, tetapi mungkin karena syok waktu terjadi kepanikan saat air sedang naik,” sebut Apriadi.
Kemudian di Kecamatan Tangse sejumlah desa diterpa banjir bandang. Dua rumah warga di Desa Kebun Nilam, kecamatan setempat hanyut dibawa arus. “Dua rumah itu letaknya di pinggir sungai,” sebutnya.
Selain banjir, Tangse juga dilanda longsor di sejumlah titik. Bahkan jalan utama Tangse-Beureunun putus akibat longsor sejak tadi malam, namun tadi pagi sudah berhasil dibuka kembali dan bisa dilalui kendaraan.
Selanjutnya puluhan meter jalan provinsi Tangse-Beureunun di Kecamatan Keumala amblas ke sungai, sehingga kendaraan yang melintas harus ekstra hati-hati karena badan jalan makin mengecil.
Apriadi mengatakan, pihaknya masih terus mendata nilai kerugian dan ekses dari banjir. “Saat ini kami belum memiliki data valid karena pendataan masih berlangsung. Tapi estimasinya ada puluhan ribu rumah terendam,” sebutnya.
Kondisi terkini, kata dia, banjir sudah mulai surut dan warga sudah kembali membersihkan rumahnya masing-masing. “Tapi warga kebanyakan belum bisa menggunakan dapurnya, jadi agar tidak terjadi kelaparan siang ini kita buka dapur umum,” katanya.
Sumber: okezone
Discussion about this post