MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Mukhlis Abee, menilai pertemuan eks Tripoli dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah di Grand Nanggroe Hotel, pada 21 November 2015 lalu, seharusnya bisa jadi silaturahmi serta bukan ajang fitnah.
“Namun yang terjadi kemudian justru ajang fitnah. Sejak kapan ada kelompok-kelompok di perjuangan Aceh? Mohon maaf kita bilang, ya ikut pertemuan kemarin kan orang-orang yang baru pulang pasca damai,” kata Mukhlis Abee, kepada mediaaceh.co, Selasa 24 November 2015.
“Apakah almarhum Wali Nanggroe Hasan Tiro waktu pulang pernah bertanya soal golongan? Namun kenapa sekarang ada klaim ‘eks’ ini dan itu. Kenapa dipecah-pecah,” kata Mukhlis Abee.
Kata Abee, sikap Gubernur Zaini dan eks Tripoli yang menilai KPA dan PA sudah melenceng merupakan sebuah kesalahan. Pasalnya, KPA dan PA merupakan organisasi.
Yang sepatutnya disalahkan, kata Abee, kader yang kini memimpin Aceh.
“Seperti Gubernur Zaini, apa yang sudah dilakukannya untuk realisasi turunan UUPA? Kenapa KPA dan PA yang disalahkan? Bendera Aceh bagaimana sekarang? Tanggungjawabnya selaku orang yang sudah kita tunjuk mana? Jangan mengalihkan isu,” kata Mukhlis Abee.
Abee meminta para pihak tidak termakan dengan pengiringan isu usai pertemuan eks Tripoli dengan Gubernur Zaini.
Discussion about this post