LAMBANG Bintang David terukir jelas pada beberapa nisan di kompleks Kherkhoff, Banda Aceh. Salah satunya pada sebuah nisan yang terletak di bawah pohon trembesi kompleks makam. Nisan yang berkontruksi semen ini tertulis “Hermann Werebeitschik, Geb. Te Grogng, Ausland, Oug 56 Jaar diketahui meninggal di Koetaradja, 23 Oktober 1931 lalu.
Begitu juga dengan logo ular melingkar di nisan Jenderal Kohler Ridder yang dikenal dengan istilah Ouborus,tulisan Ibrani di nisan Salomon Mozez, Juda Joseph, Rachel Emmanuel, L. Bipkenfeld, Catharina Daniels, Evelline Goldenberg , Meir Bolchover dan Deborah Bolchover.
Kompleks Kerkhoff merupakan pemakaman militer tempat disemanyamkan sekitar 2.200 tentara Belanda yang sampai saat ini dikenal sejarah heroik pejuang Aceh melawan kolonialis Belanda. Makam ini juga sekaligus menandakan kenangan pahit tentara Belanda menerima kekalahan telak, baik dari segi materil maupun nyawa sekaligus.
Saat pengunjung memasuki areal kompleks, para pengunjung akan melewati sebuah pintu gerbang yang dinamakan “Gerbang Kehormatan Peutjoet” yang dibangun pada tahun 1896.
Di pucuk gerbang itu pengunjung dapat membaca tulisan dalam bahasa Belanda, Melayu dan Jawa yang berbunyi “Aan onze kameraden, gevallen op het van eer (Untuk sahabat kita, yang gugur di medan perang)”. Selanjutnya, di dinding gerbang tertera nama-nama tentara Belanda yang dimakamkan di areal kompleks.
Nah, Berbicara tentang jejak Yahudi di Aceh, itu lepas peran masa kolonialis Belanda yang mulai melakukan ekspansi ke bumi Tanah Rencong pada 26 Maret 1873.
Menurut penuturan Amri, penjaga kuburan Kherkhoff, setidaknya ada sekitar 24 nisan milik Belanda keturunan Yahudi yang tersisa pasca musibah tsunami menerjang kompleks pemakaman.
“Sebelum tsunami, ada beberapa nisan lainnya yang menunjukkan ciri khas Yahudi seperti logo Bintang David dan tulisan Ibrani yang terletak di sudut barat makam,” ujar Amri, Sabtu, 21 November 2015.

Di kompleks makam yang dinamakan Kerkhoff Peucut ini juga, empat jenderal juga dimakamkan disini, salah satunya adalah makam Jenderal Kohler yang tewas ditembus timah panas oleh penembak jitu pejuang Aceh pada 14 April 1873 di bawah pohon guelumpang (Sterculia feotida) yang ditanam di pekarangan Masjid Raya Baiturrahman.
Untuk mengenang tewasnya jenderal Kohler, pasukan Belanda selanjutnya menamakan “Kohlerboom” yang artinya pohon Kohler.
Pohon Kohler inilah yang mengingatkan momentum sejarah besar dimana Pemerintah Belanda harus menelan pil pahit tertembaknya Jenderal berbintang dua tersebut. Ini jelas memukul spirit dan moralitas pasukan Belanda melawan pejuang Aceh.
Berikut ini lima simbol Yahudi yang ditemukan di areal makam Kherkhoff.
1. Bintang David
Laman Wikipedia menyebutkan, bintang david ini berarti Perisai Daud. Dalam bahasa Ibrani disebut Magen David. Ini adalah lambang yang umumnya dikenali dari Komunitas Yahudi dan Yudaisme. Nama ini diambil dari nama raja Israel Kuno, dan mulai digunakan pada abad pertengahan. Ketika Israel menjadi negara pada 1948, bintang david menjadi lambang negara Israel.
Disebutkan, bintang david ini melambangkan angka tujuh (enam sudut bintang dan satu inti di tengah-tengah). Keterangan ini muncul dalam sebuah teks Yahudi tertua berjudul Eshkol Ha-Kofer yang ditulis pada abad ke-12 Masehi.
“Tujuh nama malaikat mendahului mezuzah: Mikail, Gabriel, dll…Kiranya Tetragrammaton melindungi engkau! Demikian pula dengan tanda ini, yang disebut ‘perisai david’ diletakkan disamping nama masing-masing malaikat.”
Angka tujuh mempunyai makna keagamaan dalam Yudaisme. Misalnya, enam hari penciptaan ditambah satu hari istirahat pada hari ketujuh. Mereka juga mengenal tujuh Roh Allah. Menorah: kandil dari emas yang mempunya tujuh cabang.
Di Kherkoff, simbol ini setidaknya terdapat pada makam Hermann Werebeitschik (meninggal pada 23 Oktober 1931), dan makam L. Bipkenfeld yang tutup usia pada 10 Oktober 1935.
2. Simbol Freemasonry
Di kompleks makam Kerkhoff Banda Aceh, lambang ini muncul pada prasasti makam W.A. Mentrop, E.F. Huizinga, dan A.N. van der Heim.
Wikipedia menulis, Freemasonry adalah sebuah organisasi persaudaraan yang asal-usulnya tidak jelas antara akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-17.
Freemasonry kini ada dalam beragam bentuk di seluruh dunia dengan jumlah anggota diperkirakan sekitar 6 juta orang, termasuk 150 ribu orang di bawah yurisdiksi Loji Besar Skotlandia dan Loji Besar Irlandia, lebih dari seperempat juga orang di bawah yurisdiksi Loji Besar Bersatu Inggris dan kurang dari dua juta orang di Amerika Serikat.
Freemasonry merupakan organisasi yang tertutup dan ketat dalam penerimaan anggota barunya. Organisasi ini bukan merupakan organisasi agama dan tidak berdasarkan pada teologi apapun. Tujuan utamanya adalah membangun persaudaraan dan pengertian bersama akan kebebasan berpikir dengan standar moral yang tinggi.
Freemasonry adalah simbolisasi dari pengertian pekerja keras yang mempunyai kebebasan berpikir. Kata mason berasal dari bahasa Perancis, maçon, yang artinya “tukang batu”.
Sekalipun organisasi ini merupakan organisasi hanya bagi kaum laki-laki namun kini sudah banyak pula kelompok Freemasonry wanita.
Harun Yahya. seorang cendikiawan muslim mengatakan Freemasonry adalah kelompok Yahudi yang menjalankan perintah rahasia dari Ordo Bait Allah serta dari kelompok Zionis internasional.
Tuduhan lainnya adalah bahwa Freemasonry mempunyai agenda tersembunyi (salah satunya untuk menghancurkan Islam), melakukan kontrol terhadap pejabat-pejabat Arab dalam masalah Palestina, menggunakan nama-nama lain (seperti Rotary and Lion Club) sebagai kamuflase.
3. Ouroboros (Ular Gigit Ekor)
Di prasasti makam itu, tepat di bagian bawah, terdapat gambar seekor ular sedang menggigit ekornya. Itu adalah prasasti makam Jenderal Johan Harmen Rudolf Kohler yang memimpin ekspedisi penyerangan pertama ke Aceh. Sejarah mencatat ia mati ditembak pejuang Aceh pada 14 April 1873.
Lambang ular menggigit ekor pada makam Kohler dikenal dengan istilah Ouboros. Ini merupakan istilah Yunani yang sering dianggap sebagai lambang perputaran hidup setelah mati, takdir, atau penciptaan dan kehancuran.
Konsep ular menelan ekor ini dikenal juga di kebudayaan Skandinavia, Cina, Mesir kuno, atau suku Maya. Bagi kaum Yahudi, ular dianggap hewan suci yang melambangkan kebijaksanaan, kecerdikan, dan pergerakan.
Bahkan, ada pula kelompok persaudaraan ular yang disebut The Brotherhood of the Snake. Selain Yahudi, simbol ular juga muncul dalam peradaban kuno Mesir, suku Maya, maupun kebudayaan kuno India. Dalam kebudayaah kuno, simbol ular juga identik dengan sihir.
4. Simbol Chi Rho (XP)
Laman wikipedia menyebutkan, Chi Rho adalah simbol kuno yang mulai dipakai sejak emperium Romawi kuno pada abad ke-4 Masehi. Lambang yang merupakan kombinasi X (dibaca: Chi) dan P (Rho) ini dipakai oleh sebagian penganut Kristen.
Simbol ini mengacu kepada Kristus. Penguasa Romawi saat itu Constantine I mendirikan gereja di Jerussalem dan menggunakan logo Chi Rho.
Seorang ahli aksara Mesir kuno, Sir Filnders Petrie, mengatakan, XP adalah lambang dari dewa Mesir, Horus, yang dipercaya sejak ribuan tahun sebelum Kristus muncul. “Sebuah simbol yang identik dengan Chi Rho ditemukan terukir di batu yang berasal dari 2.500 SM di Sumeria,” tulis situs whale.to.
Simbol XP ini juga terdapat pada mata uang Romawi kuno.
Di era modern, sebagian orang mengaitkan simbol Chi Rho ini dengan Windows XP produk Microsoft.
5. Aksara Ibrani
Wikipedia menulis, Abjad Ibrani atau Alfabet Ibrani adalah sebuah abjad yang digunakan untuk menulis bahasa Ibrani. Seluruhnya ada 22 huruf. Huruf-huruf Ibrani ditulis dan dibaca dari kanan ke kiri.
Di kuburan Kerkhoff, abjad ini setidaknya muncul pada kuburan milik keluarga Deborah Bolchover, Meier Bolchover, Solomon Mozez, Rachel Emmanuel, Juda Joseph, dan Evelline Goldenbergh.
Keberadaan makam dan simbol-simbol Yahudi ini di Aceh tentu sebuah keunikan tersendiri sekaligus menunjukkan bagaimana Aceh menghargai keberagaman sebagai sebuah kota kosmopolitan sejak berabad silam. Siapa sangka di Serambi Mekkah ada jejak Yahudi yang tersisa. Tentu ini juga bisa menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi dunia pariwisata.
Tulisan ini dikutip dari berbagai sumber dari laman internet dan sebagian artikel ini pernah dipublikasikan pada laman ATJEHPOST.
Discussion about this post