MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Kepemimpinan Nusron Wahid selama lima tahun memimpin Gerakan Pemuda Ansor mendapatkan apresiasi yang besar dari Ketua Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Aceh, Samsul B Ibrahim.
Keberhasilan Nusron sebut Samsul tidak saja dilihat dari sistem pengkaderan yang kemudian mampu memobilisasi daya tarik Pemuda Aswaja untuk berorganisasi. Lebih daripada itu, Nusron Wahid mampu mengembalikan peran Pemuda Ansor dalam setiap pengambilan keputusan pemerintah.
“Itulah output kinerja yang sudah diinvestasikan oleh sosok Nusron Wahid dalam tubuh GP Ansor. Kerjanya juga membuktikan betapa pesantren mampu melahirkan pemimpin-pemimpin berintegritas,” kata Samsul B Ibrahim, Kamis, 19 November 2015.
Makanya tidak heran Kongres Ansor ke XV November ini di Yogyakarta akan diwarnai oleh tokoh-tokoh kyai muda yang tidak saja paham agama namun punya nasionalisme yang besar dalam melihat Indonesia.
“Kami mendukung estafet kepemimpinan Ansor kedepan dipimpin oleh para kyai muda yang mampu meminimalir syahwat politik,” katanya.
Pasca berakhirnya kepemimpinan Nusron Wahid sebagai ketua nantinya, kandidat ketua PP GP Ansor ke depan secara langsung akan menanggung beban yang besar.
Selain harus menjaga prestasi kepemimpinan yang ditinggalkan Nusron Wahid, mereka juga tentunya akan berhadapan dengan masalah-masalah kepemudaan yang baru.
“Selain berhadapan dengan persoalan domestic Indonesia seperti tantangan perekonomian dan paham-paham radikal yang menyebabkan lahirnya konflik horizontal, para pemuda Ansor nantinya juga akan dihadapkan dengan problematika internasional,” ujarnya.
Ansor harus mampu mengontrol tingginya arus globalisasi serta adanya pemahaman yang salah tentang Islam baik di Amerika, Eropa, dan daerah-darah lainnya.
Karenanya, eksistensi GP Ansor kedepan amat ditentukan oleh sosok pemimpin baru yang akan dipilih dalam Kongres ke XV nanti di Yogyakarta. GP Ansor butuh sosok pemimpin yang mampu melihat Indonesia dari Aceh hingga ke Papua.
“Sosok yang mampu merangkul berbagai stakeholder untuk kepentingan masyarakat luas, bukan kepentingan kelompok atau warna tertentu,” tukas Samsul.
Selain mengapresiasi kinerja Nusron Wahid dan berharap munculnya pemimpin baru yang ideal memimpin GP Ansor kedepan, Samsul juga mengajak seluruh keluarga besar Ansor di Indonesia untuk menyukseskan perhelatan Kongres ke XV.
Bagi Samsul, kongres tersebut tidak saja dilihat sebagai momentum transisi kepemimpinan. Lebih daripada itu, medium kongres harus dijadikan sebagai sarana silaturrahmi untuk berbagi informasi-informasi yang ada di daerah-daerah tertentu di Indonesia.
Tantangan Indonesia kedepan cukup banyak. Secara ekonomi, peluncuran Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membuka potensi kesenjangan yang cukup besar di antara pemuda itu sendiri.
Diakui atau tidak, MEA menciptakan kondisi persaingan ekonomi yang tidak sehat baik diantara sesama pemuda lokal, maupun antara pemuda se-ASEAN.
“Saya secara personal berharap, kongres ini nantinya benar-benar menghasilkan program-program pengembangan kepemudaan yang bagus. Yang mencakup hajat hidup pemuda secara luas. Mulai dari masalah social sampai ekonomi. Harus seimbang. Karena dakwah itu juga butuh biaya,” katanyanya.[] (zik)
Discussion about this post