MEDIAACEH.CO – Pasukan keamanan China menewaskan 17 orang di wilayah Xinjiang yang mayoritas muslim, termasuk perempuan dan anak-anak, yang dituduh terlibat dalam serangan di sebuah tambang batu bara yang menyebabkan sedikitnya 50 tewas.
Dilaporkan Reuters, mengutip dari media yang berbasis di Amerika Serikat, Radio Free Asia, pada Rabu (18/11), ratusan orang tewas dalam kerusuhan di Xinjiang, rumah bagi sebagian besar warga Muslim Uighur. China menilai wilayah ini menjadi markas militan.
China meminta masyarakat internasional memberikan bantuan kontraterorisme lebih lanjut dalam kampanye melawan militan Xinjiang usai serangan di Paris yang diklaim oleh ISIS.
Pemerintah China tidak memberikan komentar publik tentang serangan yang terjadi pada 18 September di tambang batu bara Sogan di Aksu. Radio Free Asia melaporkan sebagian korban merupakan anggota suku Han yang mayoritas di China. Polisi menyalahkan insiden tersebut kepada para separatis yang bersenjata pisau.
Radio Free Asia, mengutip polisi Xinjiang, mengatakan sebanyak 17 orang yang tewas di Xinjiang merupakan para tersangka dalam serangan itu, termasuk tiga orang diyakini menjadi pemimpin kelompok dan anggota keluarga mereka.
Hingga saat ini, pemerintah Xinjiang belum bersedia memberikan komentar terkait hal ini.
“Saya mendengar dari rekan-rekan yang berpartisipasi dalam operasi itu bahwa pihak militer meledakkan gua di mana para tersangka bersembunyi,” bunyi laporan Radio Free Asia, mengutip polisi Xinjiang, Ghalip Memethe.
“Itulah sebabnya kami dapat membunuh mereka semua tanpa menimbulkan korban (dari pihak kami). Tujuh belas mayat dikumpulkan setelah ledakan,” ujar Memethe.
Pada Sabtu (14/11), media pemerintah China menerbitkan foto dari polisi bersenjata dari Departemen Keamanan Publik dengan keterangan foto yang menyebutkan misi untuk membasmi militan di Xinjiang selama 56 hari. Meskipun demikian, publikasi tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut, dan hanya menyebutkan bahwa semua tersangka telah tewas.
Beberapa laporan tersebut kemudian dihapus dari Internet.
Radio Free Asia mengatakan bahwa laporan tersebut mungkin memuat operasi untuk menemukan tersangka dalam serangan tambang batu bara.
Kementerian Keamanan Publik China tidak bersedia memberikan komentar terkait hal ini. Meskipun pemerintah China sering kali memberikan rincian soal tindak kekerasan di Xinjiang, tidak jarang pula mereka untuk tidak melaporkan insiden tertentu sama sekali.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, satu-satunya departemen pemerintah yang secara teratur menjawab pertanyaan dari wartawan asing, mengaku tidak tahu-menahu soal laporan tersebut.
Sejumlah kelompok pemerhati HAM dan warga China yang hidup dalam pengasingan sebelumnya menyatakan kekerasan di Xinjiang berasal dari kontrol ketat pemerintah China atas agama dan budaya etnis Uighur. Kekerasan di wilayah itu dinilai terjadi bukan karena adanya kelompok militan terorganisir dengan baik.
China dengan tegas membantah telah menyalahgunakan hak asasi manusia di Xinjiang, dan menyatakan negara itu tengah menghadapi kampanye kelompok radikal dan separatis.
Sumber: CNN
Discussion about this post