MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh (DPA-PA) meminta Pemerintah Aceh jangan sampai menyesatkan sejarah, karena seharusnya perdamaian Aceh diperingati 15 Agustus 2015, bukan 15 November 2015.
“Pemerintah jangan menyesatkan sejarah. Sudah terlalu banyak yang menyesatkan sejarah Aceh,” kata Juru Bicara Partai Aceh, Suadi Sulaiman kepada wartawan mediaaceh.co di Banda Aceh, 15 November 2015.
Menurutnya, peringatan 10 tahun damai terkesan seperti lomba pidato bagi elit nasional di Aceh, karena dari semua pembicara dan keynote speker yang tampil sepertinya melepaskan tangan dalam mengimplementasikan butir-butir MoU Helsinki dan Undang Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
“Harusnya 10 tahun damai adalah hari refleksi bagi kita semua. Apa yang sudah dicapai dari 10 tahun damai ini? Apa yang kurang. Apa aturan kekhususan Aceh yang belum disahkan pusat? Ini yang seharusnya dituntaskan serta bukan lomba pidato,” ujarnya.
Pihaknya meminta semua pihak wajib mempertanyakan berapa anggaran yang dianggarkan untuk kegiatan 10 tahun damai dan panitia wajib mempertanggung-jawabkan kepada masyarakat Aceh hasil daripada peringatan damai.
“Ini perlu diperjelas karena menggunakan anggaran public Aceh. Jangan sampai ada penyelewengan nantinya,” ujarnya lagi.
Discussion about this post