MEDIAACEH.CO, Kedah – Pemerintah Aceh mendapat kesempatan untuk memaparkan Update on air and maritime connectivity IMT-GT of Aceh pada forum 12th Chief Ministers and Governor’s Forum (CMGF) di Ballroom 1 & 2 TH Hotel & Convention Centre Alor Setar, Malaysia, Jumat 14 November 2015.
Mewakili Gubernur Aceh, Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh, Ir. Iskandar, M.Sc menyampaikan beberapa progress yang telah dicapai selama inisiasi baru disetujui pada 28 April 2015 dalam event 9th IMT-GT Summit di Langkawi, Malaysia.
“Untuk konektivitas udara, progressnya telah adanya penerbangan langsung Banda Aceh – Penang dengan maskapai Firefly, penerbangan langsung Banda Aceh – Kuala Lumpur dengan maskapai Air Asia, sudah terbukanya jalur penerbangan ke Sabang via Kuala Namu Medan, akan dilaksanakan diskusi G to G antara Aceh dan Penang untuk membuka jalur Penerbangan langsung Sabang-Penang,” kata Iskandar.
Dikatakannya juga, untuk konektivitas udara Sabang-Phuket/ Krabi/ Langkawi diperlukan untuk mengajak operator penerbangan untuk membuka jalur penerbangan, mengajak travel agent, hotel, pelaku pariwisata bekerjasama, dan melakukan kerjasama dengan Gubernur Phuket untuk bekerjasama disektor konektivitas udara dan laut, pengembangan pariwisata, promosi dan pemasaran yang telah tertuang dalam draft MoU kedua provinsi.
Sedangkan untuk progress konektivitas laut Ranong-Phuket-Sabang/ Malahayati dan Krueng Geukueh – Penang/ Port Klang, telah adanya regular shiping di pelabuhan Krueng Geukueh ke Port Klang walau untuk saat ini terhenti.
“Namun melalui pertemuan ini akan dibahas solusi atas permasalahan ini, dengan melibatkan pihak-pihak terkait dan mengharapkan dukungan penuh dari Gubernur Aceh untuk penyelesaian masalah ini,” ujarnya lagi.
Dikatakannya lagi, untuk jalur unregular Sabang-Penang yang dilakukan oleh PT Asia Sabang Trading sampai saat ini ekspor barang dari Sabang berupa pupuk, kelapa, kopra ke Penang dan Impor barang berupa gula, beras, elektronik dari Penang.
Ia menambahkan, untuk aktivitas cruise ship dari sabang-Phuket-Langkawi-Penang pada tahun ini sudah ada 6 cruise ship yang masuk ke pelabuhan CT-3 Sabang dengan total turis yang dibawa 78.883 ribu orang.
“Kami berharap volume cruise yang masuk ke pelabuhan Sabang akan terus meningkat. Untuk marina Yatch Sabang – Phuket setiap bulan rata-rata 8 -10 yacth, mereka tinggal di Iboh, Sabang hingga sebulan lebih untuk menikmati wisata bahari di Sabang,” kata Iskandar kepada semua peserta forum CMGF.
Menyangkut update untuk potential reverse investment bidang agroindustry untuk agrobazaar di Aceh, dikatakannya telah dilakukan penandatanganan MoU Antara NAFAS, FAMA, NEKMAT Malaysia dengan Pemerintah Aceh, nilai perdagangan mencapai RM 769,752 untuk ekspor kubis, wortel, kentang dari Aceh ke Malaysia.
“Untuk Agrobazaar di Banda Aceh, izin telah dikeluarkan. Untuk pendirian pabrik pakan ternak; lokasi telah diidentifikasi, dua bangunan/toko telah dibangun di Banda Aceh nantinya akan menggunakan jalur pelayaran reguler dari Pelabuhan Krueng Geukueh Pelabuhan Malahayati ke Malaysia,” kata Iskandar.
Dalam kesempatan tersebut Iskandar juga menyampaikan bahwa Aceh mengharapkan dukungan dari Negara-negara yang tergabung dalam kerjasama sub regional IMT-GT ini untuk pengembangan investasi di Sabang, akan ada event Sabang Marine Festival tanggal 10 sd 15 Desember 2015 di Sabang.
“Kami juga masih membutuhkan calon investor untuk membangun beberapa hotel di Sabang untuk mendukung pengembangan pariwisata di Sabang,” katanya.
Pada kesempatan yang sama Aceh juga memaparkan proposal Syariah compliance tourism, yang disampaikan oleh perwakilan BPKS, diharapkan proposal tersebut akan menjadi new initiative program kedepan.
Disela-sela pertemuan CMGF dan 21th Ministerial Meeting, Iskandar melakukan pertemuan singkat dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Darmin Nasution bersama Asdep Kerjasama Regional dan Sub Regional Kemenko Bidang Perekonomian Netty Muharni, membahas hasil upadate Aceh pada forum CMGF yang berlangsung Jumat.
Ia juga melaporkan progress pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus Lhokseumawe. “Beliau mengharapkan bantuan Menteri untuk percepatan proses pengusulan Peraturan Presiden tentang KEK Lhokseumawe dan dukungan terwujudnya 3 proyek new inisiasi IMT-GT tahun ini mendapat dukungan penuh dari Pusat, sehingga proyek inisiasi tersebut bisa terealisasi dan membawa manfaat bagi masyarakat Aceh khususnya,” ujarnya.
Darmin menyatakan akan membantu semua program yang telah diusulkan, dan berharap Indonesia dapat lebih aktif dalam forum ini, karena Malaysia dan Thailand mereka telah mendapat hasil yang sangat luar biasa dari kerjasama ini.
Forum tersebut merupakan forum tertinggi untuk menentukan dan menetapkan hal-hal yang telah disepakati dalam pertemuan lainnya seperti Joint Business Coucil (JBC) Senior Official Meeting (SOM) dan Chief Ministers and Governor’s Forum (CMGF). Turut hadir menteri dari 3 (tiga) Negara; Dato ‘Sri Abdul Wahid bin Omar (Perdana Menteri Malaysia), Darmin Nasution, (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Republik Indonesia), Arkhom Termpittayapaisith (Menteri Transportasi Thailand), Ketua Forum Minesterial Meeting Dato Sri Abdul Wahid bin Omar menyampaikan laporan pertemuan CMGF terkait proyek kerjasama 3 negara baik tingkat pusat maupun provinsi kepada para peserta Minesterial Meeting.
Sebagai informasi, agenda kerjasama sub regional Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT) dilaksanakan di Alor Setar, Kedah-Malaysia. Rangkaian acara akan berlangsung selama 4 hari dari 11 – 14 November 2015. Acara ini diikuti oleh 3 Negara yang termasuk dalam lingkup kerjasama ini yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Discussion about this post