JAKARTA – Fatra Satria Devara butuh waktu sekitar tiga bulan sebelum benar-benar menjalankan bisnis kulinernya. Waktu tersebut dia gunakan sebaik-baiknya untuk melakukan riset pasar sekaligus menyusun model bisnis.
Pemilik waralaba Gerobak Cokelat yang sudah tersebar di 18 lokasi tersebut mengakui riset pasar yang dilakukannya bertujuan untuk melihat rasa, harga dan lokasi usaha yang tengah diminati pasar.
Pria yang disapa Deva itu memulainya dengan melakukan observasi ke kafe dan kedai kopi yang tersebar di Solo dan Yogyakarta. Dari sana, dia melihat kecenderungan pasar kopi sudah mulai jenuh, karena banyak kedai kopi yang mulai gulung tikar.
Dia pun memilih konsep kuliner dengan menjajakan cokelat sebagai menu utamanya, selain karena belum ada konsep yang serupa, cokelat dinilai makanan yang disukai banyak orang. Sekitar satu bulan, dia pun mencari-cari resep yang cocok dengan lidah konsumennya.
Setelah resep didapatkan, dia pun melakukan tes pasar dengan menyajikan menu cokelat buatannya kepada kalangan terbatas. Dari sana, dia bisa melihat respons dari konsumen dan mendapatkan banyak masukan untuk perbaikan.
“Berbisnis kuliner risikonya cukup besar, jadi harus benar-benar dipastikan produk yang ditawarkan sesuai selera pasar,” katanya, seperti dilansir bisnis.com.
Akhirnya, pada awal 2012 Deva membuka Gerobak Cokelat di Solo, respons dari masyarakat pun cukup baik. Hal itu terbukti dari bisnisnya yang terus berjalan hingga saat ini.
“Meskipun tidak perlu terlalu lama melakukan riset pasar, tapi hal itu penting sebelum memulai usaha. Ibaratnya dalam perang sebaiknya kita tahu lebih dulu seperti apa musuh yang akan dihadapi,” paparnya.
Walaupun sudah memiliki pelanggan tetap, tetapi Deva tidak pernah absen melakukan riset pasar secara berkala. Dia dan stafnya selalu berusaha untuk berinteraksi dengan konsumen dan bertanya tentang pendapat mereka terhadap bisnis yang dijalankannya.
“Pasar yang ada terus silih berganti, hal itu menjadi tantangan bagaimana pelanggan bisa tetap dekat dan konsumen baru terus berdatangan,” katanya.
Riset pasar bagi pelaku usaha memang bisa diibaratkan peta dan rambu lalu lintas bagi pengemudi kendaraan. Dengan melakukan riset pasar sebelum benar-benar menjalankan bisnis, bisa memberikan banyak gambaran terkait respons masyarakat terhadap sebuah produk atau jasa yang akan ditawarkan.
Dengan adanya gambaran tersebut, pelaku usaha bisa mengambil langkah terkait apa yang harus dilakukan selanjutnya, misalnya langsung mengeksekusi model bisnis yang sudah dirancang, atau memodifikasi dan menyelaraskan sesuai dengan tanggapan pasar.
Discussion about this post