MEDIAACEH.CO, Aceh Tengah – Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Dr. Syahrizal Abbas MA mengatakan, selain bersih, rapi, estetis, dan hijau ciri orang muttaqin lainnya adalah orang yang saat mendapatkan informasi, dia akan selalu melakukan kroscek kebenarannya.
Hal ini disampaikannya saat menjadi penceramah pada Safari Ramadhan Dinas Pendidikan Aceh di Masjid Al-Muhajirin, Gampong Paya Tumpi, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, Sabtu 17 April 2021.
Ia menjelaskan, baik ajaran agama maupun hukum negara melarang penyebaran informasi bohong maupun fitnah (hoax), sebab fitnah itu dampaknya berbahaya sekali. Oleh karena itu Alquan mengatakan bahwa Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.
“Orang yang berpuasa ketika mendapat informasi dari mana saja maka orang tersebut akan memeriksa, dia akan kroscek dari mana informasi itu, betulkan informasi itu? Kalau tidak jangan sebarkan kepada orang lain, karena resiko itu besar. Fitnah itu besar sekali dampaknya,” kata Prof Syahrizal.
Menurutnya, sejarah telah membuktikan betapa berbahayanya pengaruh informasi bohong.
Prof Syahrizal menuturkan, di banyak peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah tentu ada yang menang dan ada juga yang kalah. Salah satu faktor kekalahan karena munculnya informasi bohong seperti peristiwa Perang Uhud.
Oleh karena itu, ketika mendapat informasi mengenai Covid-19 mengenai masker, harus dilakukan kroscek untuk memastikan kebenaran informasi tersebut. Apalagi, orang yang berpuasa tidak akan pernah menyebarkan berita bohong kepada orang lain karena itu akan mengurangi nilai ibadah puasanya.
“Mengenai Covid-19 itu fakta, bukan hanya di tempat kita, bahkan di dunia internasional secara kasat mata kita melihat bahwa itu ada. Dan resikonya sudah banyak orang yang meninggal dunia. Maka jika ada yang bilang tidak ada Covid-19, maka itu tidak lagi sejalan dengan fakta yang ada di hadapan kita,” ujar Prof Syahrizal.
Discussion about this post