MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh meluluskan sebanyak 242 sarjana, pengukuhan gelar tersebut dilakukan pada upacara yudisium semester genap tahun akademik 2019/2020 di Auditorium Prof Ali Hasjmy Kopelma Darussalam Banda Aceh, Senin 14 September 2020.
Wakil Dekan bidang Akademik dan Kelembagaan FSH UIN Ar-Raniry, Dr. Jabbar, MA mengatakan, inti dari proses Yudisium adalah pengukuhan dan pelepasan para yudisia yang telah melewati seluruh kewajiban akademik di kampus.
Dikatakan, pada yudisium semester genap 2019/2020 ini, yang dinyatakan lulus dan dikukuhkan sebanyak sebanyak 242 Orang, terdiri dari 90 laki-laki dan 152 perempuan. Dengan rincian sebaran berdasarkan Program Studi yaitu Prodi Hukum Keluarga 46 orang, Hukum Ekonomi Syariah 83 orang, Perbandingan Mazhab dan Hukum 21 orang, Hukum Pidana Islam 30 orang, Hukum Tata Negara 33 orang, dan Prodi ilmu Hukum 29 orang.
“Berdasarkan peringkat, yudisium kali ini menghasilkan 123 orang dengan predikat istimewa atau 50,83 persen, selanjutnya predikat Baik Sekali sebanyak 102 orang dan predikat Yudisium Baik sebanyak 17 orang,” ujarnya.
Sementara peringkat terbaik semester ini diraih oleh Bahirah Safriadi asal Aceh Besar alumni Dayah Darul Aman Aceh Besar, dengan Judul Skripsi “Pembuatan Akta Jual Beli Tanah Oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dengan Tidak Hadirnya Para Pihak (Studi Kasus Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Jantho Nomor 4/Pdt.G/2019/PN-Jth Dan Putusan Nomor 10/Pdt.G/2018/PN-Jth”, dengan IPK. 3.97 (Istimewa).
Dekan FSH UIN Ar-Raniry, Muhammad Siddiq, MH., Ph.D dalam sambutannya memberikan gambaran tantangan yang akan dihadapi oleh para lulusan perguruan tinggi di masa depan. Salah satu tantangan masa depan tersebut adalah fenomena Disruption Era (Zaman Disruptif).
Terminologi “disruption” pernah diperkenalkan oleh oleh Clayton Christensen pada tahun 1997, dalam tulisannya The Innovator’s Dilemma. Di dalamnya, Christensen memperkenalkan gagasan “disruptif innovation” di dalam dunia bisnis. Ia menggunakan ungkapan ini sebagai cara untuk memikirkan perusahaan yang sukses tidak hanya memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini, namun mengantisipasi kebutuhan mereka di masa depan. Teorinya menjelaskan bagaimana perusahaan kecil dengan sumber daya yang minim mampu memasuki pasar dan menggantikan sistem yang sudah mapan.
Dalam dunia akademik kata Dekan Siddiq, khususnya para fresh-graduate (lulusan baru), fenomena disruption era bisa juga menimpa para lulusan baru dengan terminologi Fresh-Graduate Disruption. Hal ini terlihat sangat kentara terlihat pada kegelisahan para fresh-graduate untuk segera mendapatkan pekerjaan tetap, agar bisa cepat berada di zona nyaman. Untuk segera mendapatkan pekerjaan tetap diperlukan inovasi personal dari para lulusan. Inovasi tersebut diantaranya adalah bagaimana memperkenalkan keunggulan diri, dan menjadikannya sebagai senjata meraih berbagai peluang.
“Salah satu contoh fresh-graduate disruption adalah adanya media sosial seperti Linkedin. Sebelum adanya media ini, proses lamaran kerja selalu dilakukan secara manual. Pelamar mencari lowongan kerja di koran-koran tertentu, lalu kirim lamaran via pos. Dengan pola lama ini, bisa dipastikan proses pemberkasan dan seleksi membutuhkan waktu lama. Pola ini mengakibatkan para lulusan potensial bisa saja gugur dalam proses pemberkasan. Oleh karena itu, kehadiran Linkedin telah mendisrupsi pola lamar kerja cara lama. Dalam Linkedin pelamar hanya perlu membuat akun, selanjutnya akan mendapatkan peluang kerja lebih luas dari berbagai perusahaan dan lembaga internasional lainnya,” ujar Muhammad Siddiq.
Oleh karena itu, para fresh-graduate dalam era fresh-graduate disruption ini harus berani mengaktualisasikan dirinya melalui sosial media bergenre Linkedin untuk bisa melamar kerja. Akan tetapi dalam hal-hal tertentu juga tetap ahli dalam menggunakan pola lamar kerja cara lama seperti mengirim via pos, relasi perkenalan keluarga, dan relasi saling merekomendasi. Karena pola lamar kerja cara lama belum sepenuhnya ditinggalkan oleh beberapa lembaga rekrutmen dunia kerja. Terlebih penting untuk membangun kesan personal, berakhlak mulialah, karena itu akan membuat citra positif, dan Insya Allah akan cepat direkrut dalam dunia kerja.
Discussion about this post