MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Kehadiran mantan Kakanwil Pendidikan Aceh, H.A. Malik Raden terasa sebagai asupan penambah energi yang sangat besar bagi kami di jajaran Dinas Pendidikan Aceh. Hal ini disampaikan Kadis Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri HD, Selasa 4 Agustus 2020.
“Pengalaman yang beliau miliki sangat banyak, harus dapat kita manfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam mendorong peningkatan kualitas layanan pendidikan di Aceh dimasa mendatang,” ujarnya.
Malik Raden mengatakan, kehadirannya sebagai wujud penghargaan dan terima kasihnya atas prakarsa Pak Kadisdik Aceh dalam menghimpun kebersamaan para mantan kadis pendidikan Aceh bertajuk “Dinas Pendidikan Aceh adalah Rumah Besar Kita” beberapa pekan yang lalu.
“Saya tidak dapat hadir pada kesempatan tersebut karena sedang berada di luar daerah, namun saya telah menyampaikan pesan rasa kebanggaan, kegembiraan dan dukungan yang kuat atas gagasan model kerja kolaboratif dan komunikatif yang dikembangkan pak nanda sebutan akrab pak kadisdik Aceh. Sebagai pembuktian, saya berjanji untuk hadir pada kesempatan berikutnya,” ujarnya.
Ia mengatakan, kehadiran tersebut menjadi bentuk bukti pemenuhan janjinya. Ia merasa menjadi lebih muda 20 tahun hari ini, seiring berkesempatan untuk mengenang berbagai pengalaman dalam membangun pendidikan Aceh pada masa itu.
Rachmat Fitri mendiskusikan gagasan percepatan peningkatan mutu pendidikan di Aceh antara lain; melalui ikhtiar memperbaiki kualitas proses pembelajaran di sekolah. Banyak hal yang masih menjadi tantangan, antara lain; belum seluruh guru kita mempunyai kompetensi yang cukup sebagai prasyarat perbaikan proses pembelajaran.
Ia mengatakan, Disdik Aceh sedang menyiap skema penyiapan Guru Inti dan Super Inti yang merata untuk difungsikan sebagai pendorong pemenuhan kompetensi guru-guru dalam wadah MGMP yang tersebar di seluruh Kabupaten/kota.
Sementara untuk membantu guru di sekolah, Disdik Aceh melalui Balai Tekomdik dengan mendapat bimbingan PUSDATIN Kemendikbud sedang dan terus berusaha mengembangkan teknologi pembelajaran.
“Saat ini kita telah menyiapkan aplikasi pembelajaran online yang diberi nama Sijempol (Sistim Jejaring Media Pembelajaran Online) Aceh.”
Untuk operasionalnya telah memiliki team teaching untuk 9 mata pelajaran. Dari statistik pengguna, aplikasi ini tercatat telah digunakan oleh 1.416 guru dan 10.115 siswa pada ruang kelas.
“Kita berharap ke depan Balai Tekomdik dapat terus kita kembangkan agar mampu menyiapkan studio pembelajaran (online dan/atau offline) yang dapat digunakan oleh guru-guru (Guru Inti) terbaik kita melakukan pembelajaran yang dapat diterima manfaatnya oleh sekolah-sekolah yang telah terkoneksi jaringan internet melalui kelas Audio visual yang akan kita kembangkan.”
Terobosan ini diharapkan akan dapat mempercepat upaya memperkecil kesenjangan kompetensi guru dan fasilitas pendukung pembelajaran saat ini.
Ia menambahkan, berbagai terobosan pemikiran dalam peningkatan mutu layanan pendidikan, memang tidak dapat dipungkiri menjadi terkendala dengan adanya peristiwa pandemi Covid-19 yang sedang melanda, sehingga masa pencapaian tidak dapat diraih sesuai dengan target waktu yang diharapkan.
Kedua tokoh tersebut, memiliki pandangan yang sama bahwa yang menjadi prioritas dalam percepatan pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan harus memprioritaskan pada peningkatan kompetensi kepemimpinan Kepala Sekolah.
Dengan kompetensi yang cukup dan diberi kewenangan yang lebih optimal melalui konsep otonomi sekolah yang lebih luas, maka setiap kepala sekolah akan mampu mengembangkan kreativitas yang lebih baik sehingga kinerja sekolah dalam mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan dapat lebih optimal.[adv]
Discussion about this post