MEDIAACEH.CO, Jakarta – Pil KB merupakan salah satu metode kontrasepsi yang banyak diandalkan wanita untuk mencegah kehamilan. Selain itu, pil KB juga sering digunakan untuk mengatasi gangguan haid, endometriosis, premenstrual syndrome (PMS), dan bahkan jerawat.
Biasanya pil KB mengandung hormon sintetis estrogen, progesteron, atau kombinasi keduanya. Oleh karena itu, tak jarang beberapa efek samping pil KB dapat muncul.
Efek samping penggunaan pil KB sampai saat ini masih menjadi perbincangan. Sebagian besar efek samping tersebut tergolong ringan, namun ada juga yang sampai mengganggu aktivitas.
Berikut beberapa efek samping dari penggunaan pil KB:
Flek di Antara Siklus Haid
Pendarahan atau flek di antara siklus haid sering dialami wanita yang mengonsumsi pil KB. Kondisi ini biasanya akan membaik setelah 3 bulan pemakaian pil KB. Perdarahan ini terjadi karena rahim sedang “beradaptasi” pada dinding endometrium yang lebih tipis dan tubuh pun sedang beradaptasi pada perubahan hormon yang terjadi.
Namun, Anda jangan khawatir. Meski Anda mengalami flek atau perdarahan diantara siklus haid, pil KB tersebut masih bekerja efektif asalkan dikonsumsi sesuai dosis yang tepat dan teratur.
Nyeri Kepala
Kandungan hormon yang terdapat di dalam pil KB dapat meningkatkan risiko terjadinya nyeri kepala dan migrain. Setiap jenis dan dosis pil kB dapat memberikan gejala nyeri kepala yang berbeda-beda.
Sebagai pencegahan, penggunaan pil KB dengan dosis yang rendah dapat membantu mengurangi terjadinya nyeri kepala. Namun sebetulnya gejala ini dapat menghilang dengan sendirinya seiring dengan pemakaian pil KB.
Peningkatan Berat Badan
Dari penelitian ditemukan bahwa penggunaan pil KB jenis progestin dapat menyebabkan peningkatan berat badan sekitar 2 kg dalam kurun waktu 6-12 bulan. Namun, tidak semua wanita yang mengonsumsi pil KB mengalami hal ini.
Efek peningkatan berat badan pun hanya bersifat sementara. Sebetulnya, peningkatan berat badan terjadi karena adanya retensi (penumpukan) cairan, bukan karena lemak yang bertambah. Biasanya terjadi di area payudara dan pinggul.
Gangguan Haid
Sama seperti KB suntik, implan, atau IUD, pil KB juga dapat menyebabkan gangguan haid karena mengandung hormonal.
Namun, telat haid juga bisa disebabkan oleh faktor lain. Misalnya stres, gangguan tiroid, kurang gizi, atau kondisi medis tertentu. Untuk itu, jika Anda mengalami telat haid sebaiknya lakukan test pack terlebih dahulu.
Perubahan Cairan Vagina
Ketika mengonsumsi pil KB, Anda dapat mengalami perubahan produksi cairan vagina. Cairan vagina untuk “pelumas” dapat bertambah banyak atau bisa juga justru menurun.
Jika Anda mengalami vagina kering, penggunaan cairan lubrikan buatan dapat membantu saat berhubungan seks. Namun, jika perubahan cairan vagina tersebut disertai dengan perubahan warna atau berbau, kemungkinan Anda mengalami infeksi.
Nyeri Payudara
Kandungan hormon estrogen dan progesteron yang terdapat dalam pil KB dapat berpengaruh pada payudara Anda. Payudara Anda dapat menjadi lebih besar, bahkan menyebabkan rasa nyeri.
Namun, efek ini hanya berlangsung sementara dan akan hilang dengan sendirinya. Jika Anda merasakan nyeri terus-menerus, terlebih jika disertai dengan benjolan pada payudara, sebaiknya periksakan diri ke dokter.
Perubahan Mood
Kandungan hormonal pada pil KB dapat menyebabkan perubahan mood atau mood swings. Seperti efek samping pil KB lainnya, umumnya hal ini hanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya setelah beberapa lama.
Perubahan Hasrat Seksual
Libido atau hasrat seksual dapat menurun pada beberapa pemakai pil KB. Hormon dalam pil KB menimbulkan penurunan produksi hormon androgen pada indung telur (ovarium). Padahal, hormon androgen berperan pada proses timbulnya hasrat berhubungan intim.
Sebaliknya, pada beberapa orang lain, konsumsi pil KB malah dapat menambah libido. Penjelasannya mungkin adalah walaupun terdapat penurunan androgen, namun jumlahnya tidak sampai berpengaruh terhadap hasrat seksual.
Beberapa efek psikologis dari konsumsi pil KB juga mungkin membuat Anda lebih percaya diri sehingga libido meningkat. Misalnya, merasa terlindungi dari kehamilan, mengurangi gejala PMS, kulit yang bebas jerawat, dan sebagainya.
Sumber: Klikdokter.com
Discussion about this post