MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Salah satu drama Korea yang kini menjadi perhatian banyak masyarakat Indonesia adalah The World of The Married. Pada berbagai media sosial, banyak komentar yang menyebut bahwa drama ini mampu membawa mereka menjadi tersulut emosinya.
Dilansir dari merdeka.com, Minggu 26 April 2020, dokter spesialis kejiwaan atau psikiater dr Andri SpKJ FACLP mengatakan, sangat wajar kalau terbawa dalam arus emosi saat menonton sebuah tontonan dan larut dalam ceritanya.
Hal seperti ini, kata Andri, bukan baru-baru saja terjadi. Khusus di Indonesia, para penonton sinetron sudah memerlihatkan tingkah seperti itu jauh sebelum Instagram dan Twitter booming.
“Tidak hanya drama Korea, tapi juga sinetron kita bisa terbawa. Kalau ceritanya bagus dan peran dari para masing-masing aktornya bagus, kita akan merasakan emosi yang ada di dalam film tersebut,” kata Andri.
Lebih lanjut, kalau bisa ikut merasakan yang dirasakan tokoh-tokoh di dalam drama tersebut, itu berarti para aktor bermain dengan sangat bagus.
“Dulu ingat banget waktu zamannya ada Ibu Subangun (pemeran antagonis di sinetron Keluarga Rahmat). Zaman tua banget tuh sinetron. Dia sangat galak, dia peran antagonis, sehingga ketika dia berjalan di mana gitu, dia pernah bilang sampai ada orang yang langsung narik rambutnya gitu saking kesalnya,” kata Andri.
“Sehingga orang itu tidak bisa membedakan mana kenyataan, mana yang ada di sinetron, tapi ya kalau kita bilang ya memang demikianlah. Kalau aktor itu sampai begitu menjiwai, orang bisa ikut-ikutan kesel. Orang bisa nggak senang dan benci bahkan dengan aktor tersebut padahal itu hanya di film,” ujarnya.
Menurut pria yang aktif di Twitter dengan nama @MbahNdi ini tak ada istilah khusus untuk menggambarkan kondisi semacam itu.
“Menurut saya itu biasa, enggak ada pakai istilah-istilah psikologislah. Kalau saya, sih, melihatnya itu wajar saja-saja,” kata Andri.
Dia menambahkan penonton-penonton di Indonesia pasti bisa membedakan mana kenyataan, mana yang tidak. Dan, sangat wajar apabila kita sampai menyukai sesuatu ‘sebegitunya’.
“Kalau saya dulu kan sukanya sama orang yang sudah mati, Bruce Lee. Sehingga saya menuruti gitu pengin kaya Bruce Lee melakukan latihan-latihan yang harus dilakukan, bisa main double stick itu kan ingin meng-copy gitu, ingin apa yang membuat diri kita sama dengan aktor idola,” tandasnya.[]
Discussion about this post