MEDIAACEH.CO, Aceh Utara – Sebanyak 1.876 rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara, akan ditempel stiker. Peluncuran penempelan stiker secara simbolis dilakukan Muspika Tanah Luas, Kamis 6 Februari 2020.
Kegiatan tersebut diawali dengan sosialisasi kepada KPM oleh Muspika dan Koordinator PKH Aceh Utara. Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan stiker yang dilakukan secara simbolis oleh Camat Tanah Luas, Kapolsek Tanah Luas, Danramil 10/Tanah Luas dan Pendamping PKH setempat.
Pendamping PKH Kecamatan Tanah Luas Mira Sulfiana, ST menyebutkan, terdapat 100 rumah yang ditempel stiker bertuliskan “Keluarga Tidak Mampu Penerima Bantuan PKH” di Gampong Jeumpa.
“Setelah ini, kita akan melanjutkan penempelan stiker serupa di rumah keluarga penerima PKH lainnya yang ada di Kecamatan Tanah Luas. Total penerima PKH di Tanah Luas berjumlah 1.876 Kepala Keluarga (KK),” ujar Mira.
Koordinator PKH Kabupaten Aceh Utara, Jafriadi, mengatakan, pemasangan stiker PKH itu merupakan bentuk transparansi dan bagian dari monitoring, serta evaluasi oleh pelaksana program PKH. “Itu dilakukan agar data penerima PKH dapat diketahui oleh seluruh masyarakat,” ucapnya.
Kapolsek Tanah Luas, Ipda Yose Rizaldi secara terpisah kepada mediaaceh.co menuturkan, pemasangan akan dilakukan secara menyeluruh di seluruh gampong dalam Kecamatan Tanah Luas. Diharapkan, dengan ditempelnya stiker tersebut, maka tidak ada lagi kecemburuan dari masyarakat, serta tudingan bahwa PKH tidak tepat sasaran.
“Kita harapkan, masyarakat yang rumahnya benar-benar menerima bantuan tersebut dapat menerima kegiatan ini sesuai dengan kesepakatan bersama. Bagi masyarakat yang tidak menerima kesepakatan tersebut, kita berikan surat pernyataan dan dapat dikeluarkan dari KPM, serta tidak akan menerima lagi bantuan dari pemerintah,” tukas Ipda Yose.
Salah satu warga yang rumahnya dipasang stiker, Marwati (45) menyatakan, dirinya tidak keberatan dengan stiker yang ditempel tersebut, karena memang benar ia miskin dan layak menerima bantuan.
“Saya sama sekali tidak keberatan, karena memang begitulah adanya kondisi keluarga saya,” tutup Marwati.
Discussion about this post