MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Universitas Syiah Kuala melalui Fakultas Teknik Sipil menjadi tuan rumah pada Konferensi Nasional Teknik Sipil (KoNTeKS) ke 13, yang dilaksanakan sejak tanggal 19 – 20 September 2019. Kegiatan ini dibuka oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Kamis, 19 September 2019.
KoNTeKS merupakan kegiatan tahunan jurusan teknik sipil di seluruh Indonesia. Kali ini, KonTeKS dilaksanakan bersamaan dengan Aceh International Symposium on Civil Engineering (AISCE) 2 dan Musyawarah Nasional Badan Musyawarah Pendidikan Tinggi Teknik Sipil Seluruh Indonesia (BMPTTSI).
Ada sembilan perguruan tinggi yang terlibat pada kegiatan ini, yaitu Universitas Atma Jaya (Yogyakarta), Universitas Pelita Harapan (Jakarta), Universitas Udayana (Bali), Universitas Tarumanegara (Jakarta), Institut Teknologi Nasional (Bandung), Universitas Sebelas Maret (Solo), Universitas Trisakti (Jakarta), Universitas Katolik Soegijopranoto (Semarang), dan Unsyiah (Banda Aceh).
Rektor mengatakan, saat ini disparitas perguruan tinggi di Indonesia sangat tinggi. Dari ribuan perguruan tinggi yang ada namun hanya 60 Universitas yang berakreditasi A, sementara ada begitu banyak perguruan tinggi lain yang belum terakreditasi.
Maka Rektor berharap, seminar nasional serta publikasi yang dihasilkan dari kegiatan ini bisa memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan di Indonesia.
“Selain itu networking antar universitas bisa semakin baik, sehingga ke depannya tidak terdapat kesenjangan mutu akademik, khususnya dalam bidang ilmu ketekniksipilan,” ucap Rektor.
Rektor juga mengkritisi konsultan yang tidak memiliki visi pembangunan yang berkelanjutan. Bagaimana gedung yang dibangun tidak bisa bertahan dalam waktu yang lama. Belum lagi konstruksinya tidak tahan terhadap gempa. Hal ini menjadi catatan penting bagi para ahli teknik sipil, bahwa sesungguhnya ilmu pengetahuan itu terus berkembang.
“Mudah-mudahan melalui kegiatan ini, bisa memberikan pencerahan atau sebuah solusi bagi Indonesia. Sebab bagaimanapun juga mitigasi adalah sesuatu yang penting dibanding rekonstruksi setelah bencana,” ucap Rektor.
Pada kesempatan ini, Rektor juga mengungkapkan bahwa saat ini Teknik Kimia Unsyiah bisa dikatakan yang terbaik di luar pulau Jawa, bahkan lebih baik dari Institut Teknik Bandung. Alasannya, dari 39 orang dosen Teknik Kima Unsyiah hampir semuanya telah bergelar doktor. Bahkan jurusan ini telah memiliki enam orang profesor. Dan dalam waktu dekat ini, akan ada 20 orang profesor baru Unsyiah yang berasal dari satu jurusan yaitu Teknik Kimia.
“Hal ini semoga bisa memotivasi suadara tertua kami yaitu Teknik Sipil, agar bisa memacu lahirnya profesor baru dari jurusannya,” ucap Rektor.
KoNTekS ke-13 menghadirkan keynote speakers dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, dan Unsyiah. Lebih dari 200 makalah dipresentasikan pada pertemuan ilmiah ini dari berbagai universitas di Indonesia dan praktisi.
Makalah tersebut terdiri dari konsentrasi struktur, material, manajemen konstruksi, geoteknik, transportasi, infrastruktur, hidroteknik, lingkungan, dan mitigasi bencana. Sedangkan seminar AISCE menghadirkan keynote speaker dari Jepang, Australia dan Unsyiah.[]
Discussion about this post