MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Politisi Partai Nanggroe Aceh (PNA), Falevi Kirani mendorong Pemerintah Aceh dan DPRA agar sejarah Aceh, sejarah dan misi perdamain RI-GAM dijadikan kurikulum muatan lokal berbasis sekolah.
Falevi meminta agar Pelaksana Tugas Gubernur Aceh harus menegur Dinas Pendidikan Aceh dan Majelis Pendidikan Aceh (MPA) agar segera melakukan antisipasi gerakan ahistoris.
“Kita meyakini bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu menghargai jasa pendahulunya dalam berjuang merebut keadilan. Semua itu layak dijadikan pelajaran di sekolah seluruh Aceh,” kata Falevi Kirani dalam Round Table Meeting memperingati 14 tahun Damai antara GAM dan RI. Diskusi ini berlangsung di Arol Kupi Lampineung Banda Aceh, Kamis 15 Agustus 2019.
Sementara Penulis berbakat, Mukhlisuddin Ilyas, memandang perjanjian damai MoU Helsinki antara RI-GAM bukan sekedar domain masa lalu, tetapi domain masa kini, dan menukik jauh ke masa depan.
“Satu sisi MoU Helsinki RI-GAM selalu diperingati dan mengalir dalam suasana simbolistik, kadang penuh inspiratif. Tapi MoU RI-GAM belum tentu menjadi domain masa depan, kenapa ? Bahwa ‘damai’ beserta sejarah konflik yang melingkarinya tidak diajarkan untuk generasi setelahnya di sekolah.”
Menurutnya, sudah seharusnya, spirit menuju perdamain MoU Helsinki yang hakiki dan bermartabat menjadi ruang pendidikan untuk anak-anak sekolah dalam bentuk materi muatan lokal. Supaya generasi masa depan Aceh, tidak ahistoris dalam bersikap dan berperilaku ‘meu-aceh’.
Discussion about this post