MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Peringatan 13 tahun perjanjian damai antara RI dan GAM berlangsung sederhana dan sepi pengunjung.
Acara yang digelar di pelataran Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Rabu 15 Agustus 2018 itu hanya dihadiri oleh sekira seratusan orang dari 2000 orang yang diundang.
Acara itu berlangsung tanpa panggung yang megah dan hanya diisi dengan orasi yang disam paikan oleh mantan juru runding GAM Bakhtiar Abdullah, orasi Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, orasi dari Guru Besar UIN Ar-Raniry, Prof Yusni Sabi, pemutaran video dokumenter, santunan anak yatim dan penampilan grup rapai.
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah beralasan, sejumlah agenda yang sedang berlangsung di Aceh mengakibatkan para pejabat yang diundang tidak bisa hadir dalam acara peringatan damai.
“Yang pasti acara PKA masih banyak yang berlangsung di berbagai venue, yang kedua pembahasan KUA PPAS di DPRA sedang berjalan, jadi SKPA sebagian ke DPRA sebagian ke tempat venue-venue, kemudian ada persiapan penjemputan Menteri Agraria untuk penutupan PKA,” ujarnya.
Nova berjanji pada peringatan ke-15 tahun MoU Helsinki pada tahun 2020 acara peringatan MoU Helsinki akan dibuat secara besar-besaran.
“Saya berharap peringatan ke 15 nanti kita buat bukan hanya besar-besaran tapi yang penuh makna karena persis 15 tahun dan perdamaiannya 2005,” katanya.
Discussion about this post