<!–StartFragment–>MEDIAACEH.CO, Jakarta-Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia memiliki terminal bandara terapung, tepatnya di Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah.
Disebut terminal bandara terapung karena bangunan baru seluas 58.652 meter persegi itu berdiri di atas lahan rawa.
Pembangunannya menggunakan tiang pancang dengan metode memadatkan lahan lunak tersebut (prefabricated vertical drain/PVD). PVD sendiri merupakan sistem drainase buatan yang dipasang di dalam lapisan tanah lunak.
Terminal baru ini memiliki luas hampir sembilan kali lebih besar dibanding luas terminal yang sudah ada, yakni seluas 6.708 meter persegi.
Luas tempat parkir pesawatnya mencapai 72.522 meter persegi, yang dapat menampung sekitar 25 pesawat ukuran sedang sampai besar.
Rancangan bangunan terminal juga mengadopsi konsep ramah lingkungan. Bandara dengan konsep seperti ini biasanya memiliki langit-langit yang tinggi dan kaca yang besar.
Penanaman pohon bakau di sekitar terminal juga akan dilakukan. Dengan konsep ini, diharapkan pengoperasian bandara tidak menimbulkan polusi dan tetap nyaman serta aman digunakan.
Pengelola Bandara Internasional Ahmad Yani, Angkasa Pura I, berharap konsep ramah lingkungannya dilirik untuk mendapat Gold Certificate, predikat bergengsi dari Green Building Council Indonesia (GBCI).
Bandara terapung yang dibangun dengan biaya sekitar Rp2 triliun ini direncanakan mulai beroperasi pada Mei tahun ini.
Sepanjang tahun lalu, bandara di Kota Lumpia ini sudah dikunjungi oleh 4,4 juta penumpang, padahal kapasitasnya hanya 800 ribu penumpang.
Angkasa Pura I berharap terminal baru dapat membantu bandara menampung hingga 6 juta penumpang penerbangan dari dan ke Semarang setiap tahunnya, terutama saat libur Lebaran di bulan Juni-Juli tahun ini.<!–EndFragment–>
Discussion about this post