MEDIAACEH.CO, Tamiang, – Tiga mantan pimpinan GAM di Sumatera meminta elit KPA di Aceh tidak mempertontonkan konflik internal ke publik.
“Masih banyak persoalan yang harus diselesaikan. Bukan hanya persoalan kursi ketua DPR Aceh. Selesaikan setiap persoalan secara internal,” kata Budi Pang Sumatera, mantan petinggi GAM Langkat, kepada mediaaceh.co.
“Bagi kami di 3 wilayah (Langkat, Asahan dan Deli) ini, siapa saja boleh jadi ketua dewan, tapi perhatikan juga kami di tiga wilayah ini,” kata Budi Pang Sumatera.
12 tahun damai Aceh, kata Budi Pang Sumatera, Langkat Deli dan Asahan seolah menjadi anak tiri dalam struktur KPA.
“Kami tidak punya dewan dan bupati. Saat kami minta bantu kepada anggota DPR Aceh, selalu ditolak karena bukan Dapil mereka. Ini persoalan yang serius. Saat konflik bersama-sama, tapi saat damai, kami dianggap tidak pernah ada,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Pang Asahan Muhammad bin Yahya atau akrab disapa Amat Leumbeng menambahkan DPR Aceh tidak melupakan persoalan perbatasan Aceh sesuai peta 1 Juli 1956.
“Nyan sampai kesabaran kami hilang karena waktu konflik sama-sama berjuang. Tapi saat damai seperti sekarang tidak ada ataupun dewan dri DPRA yang memperhatikan kami selama damai,” ujarnya.
“Jangan di saat susah, GAM di 3 wilayah ini sama dengan GAM wilayah yang di Aceh. Kenapa di saat senang, kami dibedakan dengan wilayah lain. Mana tanggungjawab pemimpin yang sudah duduk di parlemen,” tambah Rambo Deli lagi.
Discussion about this post