MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) meminta pemerintah untuk memuseumkan dokumen dan foto Aceh masa konflik selama kurang lebih 30 tahun.
Hal itu disampaikan anggota Komisi I DPR Aceh, Bardan Sahidi saat diwawancarai wartawan di sela-sela kunjungannya ke pameran foto konflik Aceh pada Jumat 24 Maret 2017 yang digelar oleh Kontras Aceh sejak 22-24 Maret 2017 di Kantor Kontras Aceh Lamlagang, Banda Aceh.
Menurut Bardan, sejarah Aceh tidak terlepas dari pertikaian dan lumuran darah, sebab itu setiap dokumentasi konflik Aceh harus dimuseumkan agar menjadi literasi sejarah. Sehingga menjadi pelajaran bagi masyarakat Aceh agar tidak mengulang konflik.
“Dan kalau memang sudah ada langkah maju dari teman-teman NGO terutama Kontras bisa dimasukkan menjadi kurikulum, mungkin dengan desain yang lebih baik,” kata Bardan.
Ia menambahkan, DPR Aceh akan terus mendesak pemerintah agar wacana ini dapat terealisasi dengan baik.
“Dukungan tetap ada. Sejarah di Aceh menjadi penting, dan semoga tidak berulang. Langkah-langkah ini tetap kita lakukan kepada pemerintah,” kata Bardan.[]
Discussion about this post