MEDIAACEH.CO, Banda Aceh – Sebagai sebuah bangsa, Aceh menghimpun beberapa suku didalamnya, setiap suku tersebut memiliki budaya dan juga bahasa tersendiri. Dalam berbagai sumber, diketahui ada sembilan suku dan bahasa yang yang digunakan masyarakat Aceh.
Kendati demikian, bahasa Aceh tetap bahasa mayoritas digunakan masyarakat. Sementara bahasa lainnya, seperti bahasa gayo digunakan oleh masyarakat Aceh bagian tengah dan bahasa tamiang di Aceh Timur bagian timur serta bahasa alas di Aceh Tenggara, bahasa aneuk jamee di Aceh Selatan dan juga beberapa bahasa lainnya.
Berikut sembilan bahasa yang digunakan masyarakat Aceh;
1.Bahasa Aceh
Bahasa Aceh merupakan bahasa indentitas Aceh, hal ini karena bahasa Aceh bahasa yang paling banyak digunakan masyarakat Aceh. Penutur bahasa Aceh hampir tersebar di berbagai kabupaten/kota di Aceh. Sehingga bahasa Aceh juga dijadikan sebagai bahasa yang melambangkan kebudayaan rakyat Aceh.
Banyaknya masyarakat menggunakan bahasa Aceh juga membuat bahasa itu memilki dialek berbeda-beda antara beberapa daerah, seperti berbeda dialek bahasa Aceh di Pidie, Aceh Besar, Nagan Raya, Aceh Selatan, serta Aceh Utara. Dialek tersebut juga menjadi identitas dari Aceh mana dia berasal.
2.Bahasa Gayo
Bahasa Gayo juga termasuk bahasa dengan penutur terbanyak di Aceh. Bahasa ini digunakan oleh masyarakat yang menduduki dataran tinggi Gayo, meliputi seluruh Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan di sebagian kecil Aceh Tenggara.
Bagi masyarakat dataran tinggi gayo, bahasa gayo adalah bahasa berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di dataran tinggi gayo juga terdapat masyarakat keturunan Aceh yang sebagian berasal dari Pidie berdagang ditempat tersebut. Maka bahasa Indonesia jadi penghubung bagi kedua masyarakat disana.
3.Bahasa Jamee
Sekilas bahasa memiliki kemiripan dengan bahasa minangkabau, tetapi juga banyak perbedaan kedua bahasa tersebut. Bahasa jame juga merupakan bahasa daerah di Aceh. Penutur bahasa jame tinggal di Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Singkil, Simeulu dan sebagian kecil Aceh Barat.
Di kota Tapaktuan, Singkil, dan Simeulu, bahasa ini digunakan sebagai bahasa pengantar di samping bahasa Aceh. Bahasa Jamee juga sering disebut dengan bahasa Baiko, lantaran dalam bahasa ini banyak kosa kata yang huruf vokalnya “o”.
4.Bahasa Kluet
Bahasa Kluet merupakan bahasa yang digunakan sebagian masyarakat Aceh. Bahasa ini merupakan bahasa Ibu bagi masyarakat Suku Kluet yang mendiami beberapa kecamatan di Aceh Selatan. Penutur bahasa ini terdapat di beberapa kecamatan di Aceh Selatan, meliputi Kecamatan Kluet Utara, Kluet Tengah, Kluet Selatan dan Kluet Timur.
Penutur bahasa kluet relatif sedikit daripada bahasa lainnya di Aceh. Bahkan bahasa ini terancam menghilang, karena bahasa ini hanya digunakan dilingkungan keluarga dan kerabat saja, sedangkan untuk berkomunikasi dengan masyarakat umum mareka cenderung menggunakan bahasa jame selaku bahasa bahasa mayoritas di Aceh Selatan.
5.Bahasa Simeulue
Bahasa Simeulu adalah bahasa ibu bagi masyarkat yang mendiami Pulau Simeulu. Walaupun di pulau tersebut ada bahasa simeulu, tetapi masyarakat juga mengunakan bahasa jame, bahasa sigulai, bahasa lekon dan juga bahasa devayan.
Bahasa ini juga termasuk kedalam bahasa yang terancam kelangsungannya, karena saat ini semakin sedikit yang menggunakan bahasa simeulu dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti perkawinan antar etnis juga banyaknya bahasa daerah di pulau tersebut.
6.Bahasa Tamiang
Bahasa daerah yang digunakan masyarakat Aceh lainnya adalah bahasa Tamiang. Penurut bahasa ini terdapat di Kabupaten Aceh Tamiang, bahasa ini juga menjadi bahasa pengantar di wilayah tersebut.
Dalam bahasa tamiang kental terasa budaya melayu. Namun dibeberapa kecamatan di Aceh Tamiang juga ada pengguna bahasa Aceh dan bahasa Indonesia jadi penghubung berbagai masyarakat di sana.
7.Bahasa Alas
Bahasa Alas adalah bahasa daerah Aceh yang digunakan oleh masyarakat yang mendiami Kabupaten Aceh Tenggara. Jika didengar sekilas, bahasa ini memiliki kemiripan dengan bahasa masyarakat etnis karo di Sumatera Utara. Namun kedua bahasa tersebut juga memilki perbedaannya.
Selain di Aceh Tenggara, penutur bahasa ini juga terdapat di sekitar hulu sungai singkil di Aceh Singkil. Selain itu, di sebagian kecil Aceh Tenggara juga terdapat penutur bahasa gayo. Bahasa Indonesia jadi penghubung berbagai etnis masayrakat di wilayah tersebut.
8.Bahasa Haloban
Bahasa Haloban merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagian masyarakat Aceh Singkil, khususnya mereka yang mendiami Kepulauan Banyak, terutama sekali di Pulau Tuanku. Bahasa ini juga terancam punah karena semakin sedikitnya penguna di Singkil.
Berkurangnya pengguna bahasa haloban dikarenakan di Aceh Singkil masyarakat sudah lebih banyak menggunakan bahasa jame dalam komunikasi sehari-hari. Saat ini, bahasa haloban hanya digunakan oleh masyarakat yang berbahasa ibu bahasa haloban saja.
9.Bahasa Devayan
Bahasa Devayan digunakan oleh sebagian kecil pulau Simeulu. Bahasa ini juga ini terancam pubah karena semakin sedikitnya penutur bahasa tersebut di Pulau Simeulu.
Penutur bahasa Devayan merupakan suku Devayan yang mendiami Pulau Simeulue bagian tengah dan selatan. Bahasa ini dituturkan di kecamatan Simeulue Cut, Simeulue Timur, Simeulue Tengah, Teupah Barat, Teupah Tengah, Teupah Selatan dan Teluk Dalam.[]
Discussion about this post