NAMANYA Meutia Cut Zuhra, mahasiswi jurusan Pendidikan Matematika di FKIP Unsyiah ini sangat aktif dan berprestasi dalam beberapa hal. Tidak hanya dalam menghitung rumus-rumus, prestasinya pun sering didapat dari bidang seni, yaitu seni tari.
Cut Zuhra, begitulah teman-temannya memanggil gadis kelahiran Banda Aceh, 18 Oktober 1993 ini. Memiliki bakat menari sejak kecil, yang memiliki tinggi tubuh 156 sejak SD sudah belajar menari untuk mengembangkan bakatnya.
Bahkan, cita-citanya saat itu ingin menjadi penari tradisional akhirnya membuahkan hasil. Dukungan dari kedua orang tua prestasinya pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional, dia pernah mewakili Aceh untuk Tari Ratoeh Jaroe di Changi Airport Singapore pada acara perkenalan budaya Indonesia yang diadakan di Singapura.
Motivasinya yang tidak pernah puas dengan keadaan prestasi yang pernah diraihnya, masih terasa belum cukup dan hal tersebut yang membuat anak dari pasangan Zainal dan Siti Mulyana ini ingin mengembangkan kemampuannya di bidang lain seperti modeling.
Sederet prestasi di luar kampus yang diraih Cut Zuhra tidak membuatnya lalai akan tujuan pertamanya, yaitu untuk menyelesaikan studinya. Dia juga aktif di beberapa organisasi kampus.
Anak ke 8 dari 9 bersaudara ini selain masih aktif berkuliah, juga sangat aktif mengajar di bimbel dan menjadi pelatih tari Tari ratoeh jaroe bagi siswa di beberapa sekolah dasar yang ada di Banda Aceh.
Di sela-sela kegiatannya yang padat, Cut Zuhra tidak pernah meninggalkan shalatnya dan mengaji di malam hari.
“kita hidup di dunia harus memikirkan akhirat juga, karena setelah di dunia, ada alam lain yang kita tuju,” kata Zuhra.
Laporan: Muhammad Reza
Discussion about this post